Jumat, 22 Juni 2007,Perajin Gerabah Jadi Perajin Bunyi

SURABAYA - Just Let It Flow, ikuti bunyi-bunyian yang keluar dari alat musik. Begitulah gambaran tujuh komposisi yang ditampilkan The Mystical Earth. Dalam penampilan di Surabaya Full Music (SFM) 2007 tadi malam, kelompok musik kontemporer asal Jawa Barat itu mengandalkan musik eksperimen dari gerabah.
Bunyi-bunyian yang keluar dari sejumlah gerabah mirip kendi (wadah air dari tanah) itu ditabuh lembut sebagai penjaga irama. Alat musik yang mengeluarkan nada seperti gitar, bas, kecapi, suling, hingga flute mengikuti ketukan dari gerabah yang mereka sebut Sadatana.
Hasilnya? Berbagai bunyi itu terasa nyaman di telinga. Perpaduan gitar klasik dan flute menghadirkan nuansa jazzy pop. Seruling dan kecapi mempertahankan unsur tradisi ketimuran, kental irama Sunda. Ketukan Sadatana tidak terlalu dominan, sehingga menimbulkan nuansa musik bak sebuah konser unplugged.
"Memang, musik kami adalah sebuah eksperimen. Kami tidak bermaksud mengolaborasikan apa pun. Yang jelas, musik itu adalah respons bunyi-bunyian berbagai alat musik," jelas Asrie Tresnadi, komposer The Mystical Earth.
Mengapa gerabah? Menurut dia, alat musik kreasi mereka itu muncul gara-gara pekerja kerajinan gerabah di kampung mereka (Majalengka) berhenti beraktivitas karena musim hujan. Beberapa perajin itu bergabung dan membuat alat musik khusus.
Ya, The Mystical Earth memang mempunyai unsur mistis dan ajaib. Pemberian nama itu didasarkan pada sebagian besar anggota yang tidak berasal dari background pemusik. "Ibaratnya, kami ini perajin gerabah yang berubah menjadi perajin bunyi. Seperti sebuah keajaiban," kata Ucrit, panggilan akrab Asrie .
Sebelumnya, Artmoschestra Malang juga memeriahkan panggung SFM 2007 dengan menampilkan empat repertoar. Dalam empat karya itu, grup yang terdiri atas delapan musikus tersebut menyuguhkan sebuah musik berkonsep digital etnik.
Mengangkat tema Retro in Local Genius, Artmoschestra memadukan alat musik tradisional dengan teknik digital komputerisasi. "Hal itu kami lakukan sebagai simbol bahwa meski kini negara kita sedang gencar dihajar globalisasi, sisi lokal tidak harus termakan teknologi," tegas Redy Eko Prasetya, sang komposer.
Dengan teknik looping dari komputer dan sebuah alat bernama synthzer, efek digital tercipta. Berbagai "suara tradisi" tercipta dari berbagai alat musik, mulai gitar akustik, suling, kendang, jimbe, saluang, bonang, rebana, hingga gambang dan bungbung Bali. Semua suara itu dipadu sebuah video art yang menayangkan tentang kondisi psikologis masyarakat sekarang.
Dalam ajang SFM 2007 kemarin, panitia juga menghadirkan Parade Gamelan yang diikuti berbagai kelompok. Mulai pelajar, organisasi masyarakat, hingga pencinta musik. Tentu hal itu berdampak positif, mengingat "pelajar" gamelan selalu terbentur even yang mengapresiasi mereka.
Hari ini, SFM akan dimeriahkan Parade Musik Jalanan yang diselenggarakan mulai pukul 9.00. Malamnya, Orkes Keroncong PAMKRI Surabaya akan mengisi acara sebagai pembuka penyaji utama. Sebagai gong, akan ditampilkan kelompok Wesi Aji Etnik dari Banyuwangi dan Golden Water dari Solo. (ode)
| | |
| |
|
0 komentar:
Posting Komentar